Sepanjang abad ini, para ilmuwan telah melakukan berbagai penemuan penting dalam bidang teknologi nuklir, terutama yang terkait dengan pemanfaatan nuklir untuk berbagai hal yang positif bagi umat manusia. Namun demikian, dalam opini umum, energi nuklir masih terus identik dengan sesuatu yang berbahaya, merusak, dan menghancurkan. Opini negatif ini bukannya tanpa alasan, karena dalam penggunaan teknologi nuklir untuk pertama kali di dunia, umat manusia menyaksikan hancurnya dua kota, Nagasaki dan Hiroshima, akibat bom atom.
Secara sederhana, nuklir adalah sebutan bagi energi yang dilepaskan oleh reaksi penggabungan (fusi) atau pembelahan (fisi) inti atom. Agar terjadi reaksi fisi, kita memerlukan material, yaitu uranium. Namun, uranium yang tersedia di alam harus mengalami proses yang dikenal dengan istilah 'pengayaan' tau 'enrichment'. Proses pengayaan uranium untuk membangkitkan tenaga nuklir hanya diperlukan sebesar 5%. Namun, secara teoritis, jika sebuah negara mempunyai instalasi atau pabrik yang dapat memperkaya uranium alami menjadi uranium diperkaya sampai dengan 5%, secara teoritis negara tersebut juga mampu dengan teknologi atau instalasi yang sama untuk memperkaya uranium sampai di atas 90%. Uranium dengan pengayaan di atas 90% inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sejumlah negara untuk memproduksi senjata nuklir.
Pada awal abad ke-20, teknologi nuklir mulai digunakan untuk kepentingan ilmu kedokteran. Namun, dengan terjadinya Perang Dunia Kedua, penelitian mengenai manfaat nuklir telah diselewengkan ke arah pembuatan senjata. Setelah perang, para peneliti kembali memusatkan perhatiannya kepada pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai.
Di antara pemanfaatan nuklir bertujuan damai yang terpenting adalah untuk memproduksi listrik. Salah satu problema besar dunia dewasa ini adalah penyediaan energi. Persediaan bahan bakar fosil seperti minyak, minyak, gas, dan batu bara dalam waktu dekat akan habis. Selain itu, bahan bakar fosil menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan. Masalah ini bisa terselesaikan dengan memproduksi listrik dari energi nuklir.
Saat ini berbagai negara di dunia, terutama negara-negara industri, semakin banyak melakukan pembangunan reaktor-reaktor nuklir untuk membangkitkan listrik. Lebih dari 16 persen listrik dunia diproduksi melalui energi nuklir. Namun demikian, sangat disayangkan, negara-negara berkembang justru dihalang-halangi untuk membangun pusat listrik tenaga nuklir ini. Negara-negara berkembang yang memiliki populasi yang lebih besar daripada negara-negara maju, hanya memproduksi 39 persen listrik dari energi nuklir dan sisanya dikuasai oleh negara-negara maju.
Melalui teknologi nuklir, para ilmuwan telah berhasil mengembangkan suplemen makanan ternak yang berguna untuk meningkatkan konsumsi pakan oleh ternak pada kondisi pemeliharaan tradisional. Suplemen makanan ternak hasil rekayasa nuklir ini tersusun dari kombinasi bahan limbah sumber protein dengan tingkatan jumlah tertentu yang secara efisien dapat mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan mikroba secara efisien di dalam tubuh hewan ternak. Selain itu, pengaplikasian teknologi nuklir bermanfaat dalam mengatur inseminasi atau pembiakan hewan ternak, perbaikan keturunan, dan mengatur agar hewan ternak mampu memproduksi susu secara stabil.
Pengenalan dan penyembuhan penyakit ternak juga dapat dilakukan dengan bantuan teknologi nuklir. Teknik nuklir radiasi yang dilakukan di bidang kesehatan ternak, bermanfaat antara lain untuk melemahkan patogenisitas penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan cacing. Para ilmuwan juga telah berhasil menemukan pemanfaatan radiasi telah membuat radiovaksin dan pengawetan produk ternak. Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara iradiasi. Melalui vaksin ini, kekebalan atau antibodi ternak dalam melawan penyakit dapat ditingkatkan. Dalam usaha perbaikan genetik hewan ternak pun, energi nuklir dapat dimanfaatkan.
Selain itu, nuklir juga bermanfaat dalam bidang pengawetan produk peternakan dan produk makanan. Melalui teknologi nuklir, serangga, bakteri, virus, maupun mikroba yang terdapat dalam produk ternak, seperti susu dan produk makanan lain, dapat dimusnahkan sehingga produk tersebut menjadi tahan lama. Dari semua uraian kami tadi, dapat disimpulkan bahwa teknologi nuklir sesungguhnya sangat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia selama digunakan secara positif, dan bukan digunakan untuk memproduksi senjata pembunuh massal.
Sumber: [http://www.irib.ir/worldservice/MelayuRadio/perspektif/2006/01januari/nuklir01.htm]
Secara sederhana, nuklir adalah sebutan bagi energi yang dilepaskan oleh reaksi penggabungan (fusi) atau pembelahan (fisi) inti atom. Agar terjadi reaksi fisi, kita memerlukan material, yaitu uranium. Namun, uranium yang tersedia di alam harus mengalami proses yang dikenal dengan istilah 'pengayaan' tau 'enrichment'. Proses pengayaan uranium untuk membangkitkan tenaga nuklir hanya diperlukan sebesar 5%. Namun, secara teoritis, jika sebuah negara mempunyai instalasi atau pabrik yang dapat memperkaya uranium alami menjadi uranium diperkaya sampai dengan 5%, secara teoritis negara tersebut juga mampu dengan teknologi atau instalasi yang sama untuk memperkaya uranium sampai di atas 90%. Uranium dengan pengayaan di atas 90% inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sejumlah negara untuk memproduksi senjata nuklir.
Pada awal abad ke-20, teknologi nuklir mulai digunakan untuk kepentingan ilmu kedokteran. Namun, dengan terjadinya Perang Dunia Kedua, penelitian mengenai manfaat nuklir telah diselewengkan ke arah pembuatan senjata. Setelah perang, para peneliti kembali memusatkan perhatiannya kepada pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai.
Di antara pemanfaatan nuklir bertujuan damai yang terpenting adalah untuk memproduksi listrik. Salah satu problema besar dunia dewasa ini adalah penyediaan energi. Persediaan bahan bakar fosil seperti minyak, minyak, gas, dan batu bara dalam waktu dekat akan habis. Selain itu, bahan bakar fosil menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan. Masalah ini bisa terselesaikan dengan memproduksi listrik dari energi nuklir.
Saat ini berbagai negara di dunia, terutama negara-negara industri, semakin banyak melakukan pembangunan reaktor-reaktor nuklir untuk membangkitkan listrik. Lebih dari 16 persen listrik dunia diproduksi melalui energi nuklir. Namun demikian, sangat disayangkan, negara-negara berkembang justru dihalang-halangi untuk membangun pusat listrik tenaga nuklir ini. Negara-negara berkembang yang memiliki populasi yang lebih besar daripada negara-negara maju, hanya memproduksi 39 persen listrik dari energi nuklir dan sisanya dikuasai oleh negara-negara maju.
Melalui teknologi nuklir, para ilmuwan telah berhasil mengembangkan suplemen makanan ternak yang berguna untuk meningkatkan konsumsi pakan oleh ternak pada kondisi pemeliharaan tradisional. Suplemen makanan ternak hasil rekayasa nuklir ini tersusun dari kombinasi bahan limbah sumber protein dengan tingkatan jumlah tertentu yang secara efisien dapat mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan mikroba secara efisien di dalam tubuh hewan ternak. Selain itu, pengaplikasian teknologi nuklir bermanfaat dalam mengatur inseminasi atau pembiakan hewan ternak, perbaikan keturunan, dan mengatur agar hewan ternak mampu memproduksi susu secara stabil.
Pengenalan dan penyembuhan penyakit ternak juga dapat dilakukan dengan bantuan teknologi nuklir. Teknik nuklir radiasi yang dilakukan di bidang kesehatan ternak, bermanfaat antara lain untuk melemahkan patogenisitas penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan cacing. Para ilmuwan juga telah berhasil menemukan pemanfaatan radiasi telah membuat radiovaksin dan pengawetan produk ternak. Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara iradiasi. Melalui vaksin ini, kekebalan atau antibodi ternak dalam melawan penyakit dapat ditingkatkan. Dalam usaha perbaikan genetik hewan ternak pun, energi nuklir dapat dimanfaatkan.
Selain itu, nuklir juga bermanfaat dalam bidang pengawetan produk peternakan dan produk makanan. Melalui teknologi nuklir, serangga, bakteri, virus, maupun mikroba yang terdapat dalam produk ternak, seperti susu dan produk makanan lain, dapat dimusnahkan sehingga produk tersebut menjadi tahan lama. Dari semua uraian kami tadi, dapat disimpulkan bahwa teknologi nuklir sesungguhnya sangat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia selama digunakan secara positif, dan bukan digunakan untuk memproduksi senjata pembunuh massal.
Sumber: [http://www.irib.ir/worldservice/MelayuRadio/perspektif/2006/01januari/nuklir01.htm]